Sejarah Gamajatim
Pra, Pas dan Pasca Berdirinya Gamajatim
Uun Nashikhun*
Pendahuluan
Keluarga Masyarakat Jawa Timur yang disingkat dengan Gamajatim adalah organisasi kekeluargaan yang menghimpun masyarakat Jawa Timur di Mesir, organisasi ini terlahir sekitar 18 tahun silam dengan sempurna, ia tidak dilahirkan secara paksa atau prematur. Dikatakan demikian, karena gagasan untuk membentuk organisasi ini telah direncanakan dengan matang. Tidak lama setelah berdiri, organisasi ini mebuat semua orang berdecak kagum, menjadi buah bibir masyarakat Indonesia di Mesir dan selalu menjadi topik pembicaraan yang menarik di kala itu. Memang cukup beralasan, di usia yang relatif muda organisasi ini mampu berbuat sesuatu yang belum pernah dilakukan organisasi-organisasi lainya yang jauh lebih dulu berdiri. Ya, mempunyai rumah daerah pertama kali di Mesir, sejak itu, yang semula organisasi ini dianggap hanyalah organisasi yang kecil dan masih muda seolah-olah menjadi bola salju yang semakin lama semakin membesar dengan seiring berjalannya waktu.
Pra Berdirinya Gamajatim
Bertahun-tahun mahasiswa asal Jawa Timur dan Jawa Tengah melakukan kegiatan bersama dalam wadah Kelompok Studi Walisongo yang disingkat KSW, namun seiring berjalannya waktu, muncul ide untuk membentuk organisasi sendiri karena secara teritorial Jawa Timur dan Jawa Tengah memang terpisah, dan rasa fanatiklah yang mendorong untuk membentuk suatu wadah yang menghimpun seluruh masyarakat Jawa Timur di Mesir.
Organisasi ini tidak berangkat dari pondasi yang lemah, melainkan besarnya keinginan teman-teman Jawa Timur untuk mandiri. Bersama-sama membangun potensi dan kreatifitas ketika di Mesir pada khususnya dan sekembalinya ketanah air pada umumnya, seperti kutipan “Mengidamkan tempat berbagi suka, duka dan cita” yang tertulis kokoh dalam prasasti yang terpampang gagah dirumah daerah yang pertama kali dibeli oleh masyarakat Jawa Timur di Mesir.
Sebenarnya, embrio Gamajatim adalah organisasi kabupaten atau karesidenan yang telah ada jauh sebelum Gamajatim dilahirkan. Seperti: Surabaya, Lamongan, Ponorogo dan sekitarnya. Melalui rapat yang diadakan oleh tokoh setiap kabupaten dengan senior dari Jawa Timur maka menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan wadah yang menhimpun seluruh warga Jawa Timur di Mesir.
Setelah pertemuan pada hari itu, terbentuk gerakan bawah tanah, Under Ground, dan menunjuk penanggung jawab setiap kabupaten untuk mengumpulkan tanda tangan setiap warga Jawa Timur, sebagai simbol penyatuan sikap atas ide yang dilahirkan pada rapat yang dilaksanakan dirumah senior asal Jawa Timur tersebut, dan hasilnya diluar dugaan karena lebih dari target yang dicanangkan.
Meskipun langkah ini masih Under Ground, akan tetapi, berita tentang akan berdirinya Gamajatim segera cepat berkembang. Bahkan ada beberapa pihak sempat menyampaikan sikap dan kesan positif mereka terhadap rencana ini. Sementara dalam tubuh warga Jawa Timur sendiri, saat itu masih terjadi pro dan kontra. Kelompok yang kurang sependapat dengan rencana ini mungkin disebabkan karena masih menjadi anggota status quo atau mereka terlanjur berhutang budi kepada organisasi yang telah lebih dulu berdiri.
Pas Berdirinya Gamajatim
Setelah merasa cukup waktu dan dukungan masa dari sebagian besar warga Jawa Timur, maka didirikanlah organisasi yang bernama “Gabungan Masyarakat Jawa Timur” (Gamajatim). Pendirian Gamajatim ini ditenggarai dengan deklarasi di Wisma Nusantara pada tanggal 12 Oktober 1998, dengan menunjuk saudara Zainul Muttaqin Lc. Sebagai ketuanya. Namun tidak semudah yang dibayangkan, sidang pembentukan Gamajatim sempat bejalan alot karena masih ada sebagian warga Jawa Timur tidak menghendaki Gamajatim lahir, beruntung sidang yang dipimpin saudara M. Zainul Muttaqin Lc. Tidak sampai ada yang beradu fisik. Setelah lama berdialog alot dan tidak ada titik temunya maka peserta sidang setuju untuk diadakan votting. Perasaan gembira, haru dan bangga melebur menjadi satu. Semangat kekeluargaan, kebersamaan dan independensi wong Jawa Timuran menyertai perjalanan organisasi ini.
Seacara garis besar, latar belakang berdirinya Gamajatim dapat disimpulkan dalam beberapa hal. Pertama, jumlah warga Jawa Timur yang semakin banyak. Sebuah kenyataan yang menggembirakan bahwa setelah diadakan pengumpulan tanda tangan, ternyata warga Jawa Timur yang ada di Mesir melebihi jumlah yang selama ini diperkirakan. Dengan jumlah ini maka kita merasa memerlukan wadah yang mampu melindungi identitas kita, menyalurkan minat dan bakat kita, dan memberikan kesejahteraan. Kedua, perasaan umum bahwa warga Jawa Timur tidak bisa menyalurkan ide (pemikiran dan aspirasi) secara langsung dan transparan. Ketiga, Memberikan jalan tengah dan solusi damai atas semua aspirasi warga Jawa Timur.
Pasca Berdirinya Gamajatim.
Kurang lebih setahun setelah berdirinya “Gabungan Masyarakat Jawa Timur” (Gamajatim), nama itu dirubah menjadi “Keluarga Masyarakat Jawa Timur” dengan kependekan yang sama (Gamajatim), pada Sidang Permusyawaratan Anggota (SPA) yang diadakan pada tanggal 21 Oktober 1999.
Ide kepemilikan apartemen sebagai sekretariat yang permanen bagi Gamajatim sudah muncul seiring dengan masa pertumbuhan organisasi ini. Pada kepengurusan masa bakti 1999-2000 sudah dimulai ada usaha dengan mengirim proposal kepada Gubernur Jawa Timur dan beberapa Bupati. Semula tujuan hanya sebatas minta bantuan dana untuk penyewaan sekretariat dan kegiatan organisasi.
Tahun 2002 usaha pengadaan sekretariat mulai menemui titik terang. Beberapa ide sudah terkumpul, langkah penjajakan juga sudah dimulai, ditambah keinginan Bapak Duta Besar RI Prof. Dr. Bachtiar Aly, MA. Agar setiap organisasi kekeluargaan memiliki apartemen sendiri sebagai sekretariat atau asrama.
Tanggal 25 November 2002 terbentuk tim khusus yang diberi nama Panitia Pengadaan Sekretariat Gamajatim. Penggalangan dana dimulai dari segenap anggota, para donatur dan dari semua unsur masyarakat. Secara umum tugas utama PPS adalah penggalian dana dan pembelian apartemen.
Alhamdulillah setelah usaha dan jerih payah yang besar, PPS berhasil mengumpulkan dana dan membeli apartemen yang sekarang bernama “Graha Jatim”. Pada tanggal 9 September 2004 prasasti graham Jatim diresmikan oleh Bapak Duta Besar Prof. Dr. Bachtiar Aly , MA. Demi efisiensi manajemen dan administrasi, pengelolaan Graha Jatim diserahkan kepada Badan Semi Otonom.
Kemudian pada tanggal 27 September 2005 peristiwa luar biasa kembali diukir oleh Gamajatim, rumah kedua berhasil dibeli. Dan sesuai dengan keputusan rapat pengurus, maka rumah tersebut dijadikan sekretariat permanen, agar semua kegiatan yang diselenggarakan organisasi terpusat di satu tempat.
Hingga kini Gamajatim terus menunjukkan taringnya sebagai organisasi yang disegani di semua bidang, baik itu secara akademik, olah raga dan kesenian, semua itu bisa dilihat dari banyaknya anggota Gamajatim yang dapat meraih nilai Mumtaz dan Jayyid Jiddan setiap tahunnya, disegani di seluruh cabang olah raga dan undangan untuk menampilkan kesenian di acara baik lingkup Mahasiswa Mesir maupun undangan KBRI.
Penutup
Gamajatim bukanlah sebuah organisasi profit yang mampu mencukupi kebutuhan kita. Namun demikian ia adalah ibarat kawah candradimuka. Ia adalah tempat mengasah diri, mengembangkan potensi dan sarana meraih prestasi.
Potensi dan prestasi yang sudah kita miliki; Graha Jatim yang begitu megah, secretariat yang begitu indah, tidak akan ada artinya, bila kita (warga Gamajatim) tidak mampu mempertahankan, mengisi dan mengembangkannya. Harapan penulis, semoga Gamajatim sekarang dan yang akan datang, lebih baik dari generasi-generasi sebelumnya, sehingga apa yang kita idam-idamkan untuk membentuk Gamajatim yang santun, sopan dan professional dapat terwujud. Amin.
*sebagian teks diperbarui tanpa mengubah pokok-pokok tujuan dibuatnya teks
*teks dibuat tahun 2011
Keluarga Masyarakat Jawa Timur yang disingkat dengan Gamajatim adalah organisasi kekeluargaan yang menghimpun masyarakat Jawa Timur di Mesir, organisasi ini terlahir sekitar 18 tahun silam dengan sempurna, ia tidak dilahirkan secara paksa atau prematur. Dikatakan demikian, karena gagasan untuk membentuk organisasi ini telah direncanakan dengan matang. Tidak lama setelah berdiri, organisasi ini mebuat semua orang berdecak kagum, menjadi buah bibir masyarakat Indonesia di Mesir dan selalu menjadi topik pembicaraan yang menarik di kala itu. Memang cukup beralasan, di usia yang relatif muda organisasi ini mampu berbuat sesuatu yang belum pernah dilakukan organisasi-organisasi lainya yang jauh lebih dulu berdiri. Ya, mempunyai rumah daerah pertama kali di Mesir, sejak itu, yang semula organisasi ini dianggap hanyalah organisasi yang kecil dan masih muda seolah-olah menjadi bola salju yang semakin lama semakin membesar dengan seiring berjalannya waktu.
Pra Berdirinya Gamajatim
Bertahun-tahun mahasiswa asal Jawa Timur dan Jawa Tengah melakukan kegiatan bersama dalam wadah Kelompok Studi Walisongo yang disingkat KSW, namun seiring berjalannya waktu, muncul ide untuk membentuk organisasi sendiri karena secara teritorial Jawa Timur dan Jawa Tengah memang terpisah, dan rasa fanatiklah yang mendorong untuk membentuk suatu wadah yang menghimpun seluruh masyarakat Jawa Timur di Mesir.
Organisasi ini tidak berangkat dari pondasi yang lemah, melainkan besarnya keinginan teman-teman Jawa Timur untuk mandiri. Bersama-sama membangun potensi dan kreatifitas ketika di Mesir pada khususnya dan sekembalinya ketanah air pada umumnya, seperti kutipan “Mengidamkan tempat berbagi suka, duka dan cita” yang tertulis kokoh dalam prasasti yang terpampang gagah dirumah daerah yang pertama kali dibeli oleh masyarakat Jawa Timur di Mesir.
Sebenarnya, embrio Gamajatim adalah organisasi kabupaten atau karesidenan yang telah ada jauh sebelum Gamajatim dilahirkan. Seperti: Surabaya, Lamongan, Ponorogo dan sekitarnya. Melalui rapat yang diadakan oleh tokoh setiap kabupaten dengan senior dari Jawa Timur maka menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan wadah yang menhimpun seluruh warga Jawa Timur di Mesir.
Setelah pertemuan pada hari itu, terbentuk gerakan bawah tanah, Under Ground, dan menunjuk penanggung jawab setiap kabupaten untuk mengumpulkan tanda tangan setiap warga Jawa Timur, sebagai simbol penyatuan sikap atas ide yang dilahirkan pada rapat yang dilaksanakan dirumah senior asal Jawa Timur tersebut, dan hasilnya diluar dugaan karena lebih dari target yang dicanangkan.
Meskipun langkah ini masih Under Ground, akan tetapi, berita tentang akan berdirinya Gamajatim segera cepat berkembang. Bahkan ada beberapa pihak sempat menyampaikan sikap dan kesan positif mereka terhadap rencana ini. Sementara dalam tubuh warga Jawa Timur sendiri, saat itu masih terjadi pro dan kontra. Kelompok yang kurang sependapat dengan rencana ini mungkin disebabkan karena masih menjadi anggota status quo atau mereka terlanjur berhutang budi kepada organisasi yang telah lebih dulu berdiri.
Pas Berdirinya Gamajatim
Setelah merasa cukup waktu dan dukungan masa dari sebagian besar warga Jawa Timur, maka didirikanlah organisasi yang bernama “Gabungan Masyarakat Jawa Timur” (Gamajatim). Pendirian Gamajatim ini ditenggarai dengan deklarasi di Wisma Nusantara pada tanggal 12 Oktober 1998, dengan menunjuk saudara Zainul Muttaqin Lc. Sebagai ketuanya. Namun tidak semudah yang dibayangkan, sidang pembentukan Gamajatim sempat bejalan alot karena masih ada sebagian warga Jawa Timur tidak menghendaki Gamajatim lahir, beruntung sidang yang dipimpin saudara M. Zainul Muttaqin Lc. Tidak sampai ada yang beradu fisik. Setelah lama berdialog alot dan tidak ada titik temunya maka peserta sidang setuju untuk diadakan votting. Perasaan gembira, haru dan bangga melebur menjadi satu. Semangat kekeluargaan, kebersamaan dan independensi wong Jawa Timuran menyertai perjalanan organisasi ini.
Seacara garis besar, latar belakang berdirinya Gamajatim dapat disimpulkan dalam beberapa hal. Pertama, jumlah warga Jawa Timur yang semakin banyak. Sebuah kenyataan yang menggembirakan bahwa setelah diadakan pengumpulan tanda tangan, ternyata warga Jawa Timur yang ada di Mesir melebihi jumlah yang selama ini diperkirakan. Dengan jumlah ini maka kita merasa memerlukan wadah yang mampu melindungi identitas kita, menyalurkan minat dan bakat kita, dan memberikan kesejahteraan. Kedua, perasaan umum bahwa warga Jawa Timur tidak bisa menyalurkan ide (pemikiran dan aspirasi) secara langsung dan transparan. Ketiga, Memberikan jalan tengah dan solusi damai atas semua aspirasi warga Jawa Timur.
Pasca Berdirinya Gamajatim.
Kurang lebih setahun setelah berdirinya “Gabungan Masyarakat Jawa Timur” (Gamajatim), nama itu dirubah menjadi “Keluarga Masyarakat Jawa Timur” dengan kependekan yang sama (Gamajatim), pada Sidang Permusyawaratan Anggota (SPA) yang diadakan pada tanggal 21 Oktober 1999.
Ide kepemilikan apartemen sebagai sekretariat yang permanen bagi Gamajatim sudah muncul seiring dengan masa pertumbuhan organisasi ini. Pada kepengurusan masa bakti 1999-2000 sudah dimulai ada usaha dengan mengirim proposal kepada Gubernur Jawa Timur dan beberapa Bupati. Semula tujuan hanya sebatas minta bantuan dana untuk penyewaan sekretariat dan kegiatan organisasi.
Tahun 2002 usaha pengadaan sekretariat mulai menemui titik terang. Beberapa ide sudah terkumpul, langkah penjajakan juga sudah dimulai, ditambah keinginan Bapak Duta Besar RI Prof. Dr. Bachtiar Aly, MA. Agar setiap organisasi kekeluargaan memiliki apartemen sendiri sebagai sekretariat atau asrama.
Tanggal 25 November 2002 terbentuk tim khusus yang diberi nama Panitia Pengadaan Sekretariat Gamajatim. Penggalangan dana dimulai dari segenap anggota, para donatur dan dari semua unsur masyarakat. Secara umum tugas utama PPS adalah penggalian dana dan pembelian apartemen.
Alhamdulillah setelah usaha dan jerih payah yang besar, PPS berhasil mengumpulkan dana dan membeli apartemen yang sekarang bernama “Graha Jatim”. Pada tanggal 9 September 2004 prasasti graham Jatim diresmikan oleh Bapak Duta Besar Prof. Dr. Bachtiar Aly , MA. Demi efisiensi manajemen dan administrasi, pengelolaan Graha Jatim diserahkan kepada Badan Semi Otonom.
Kemudian pada tanggal 27 September 2005 peristiwa luar biasa kembali diukir oleh Gamajatim, rumah kedua berhasil dibeli. Dan sesuai dengan keputusan rapat pengurus, maka rumah tersebut dijadikan sekretariat permanen, agar semua kegiatan yang diselenggarakan organisasi terpusat di satu tempat.
Hingga kini Gamajatim terus menunjukkan taringnya sebagai organisasi yang disegani di semua bidang, baik itu secara akademik, olah raga dan kesenian, semua itu bisa dilihat dari banyaknya anggota Gamajatim yang dapat meraih nilai Mumtaz dan Jayyid Jiddan setiap tahunnya, disegani di seluruh cabang olah raga dan undangan untuk menampilkan kesenian di acara baik lingkup Mahasiswa Mesir maupun undangan KBRI.
Penutup
Gamajatim bukanlah sebuah organisasi profit yang mampu mencukupi kebutuhan kita. Namun demikian ia adalah ibarat kawah candradimuka. Ia adalah tempat mengasah diri, mengembangkan potensi dan sarana meraih prestasi.
Potensi dan prestasi yang sudah kita miliki; Graha Jatim yang begitu megah, secretariat yang begitu indah, tidak akan ada artinya, bila kita (warga Gamajatim) tidak mampu mempertahankan, mengisi dan mengembangkannya. Harapan penulis, semoga Gamajatim sekarang dan yang akan datang, lebih baik dari generasi-generasi sebelumnya, sehingga apa yang kita idam-idamkan untuk membentuk Gamajatim yang santun, sopan dan professional dapat terwujud. Amin.
*sebagian teks diperbarui tanpa mengubah pokok-pokok tujuan dibuatnya teks
*teks dibuat tahun 2011
Struktur Dewan Pengurus Gamajatim Periode 2017-2018
KETERANGAN LENGKAP:
Dewan Konsultatif:
Dept. Peningkatan SDM & Kaderisasi:
Dept. Data & Statistik:
Dept. Olahraga & Seni:
Dept. Keputrian:
BO. Graha Jatim:
Biro Kesekretariatan:
Dewan Konsultatif:
- Bpk. Mukhlason Jalaluddin, Lc., M.M. , Jombang
- Bpk. Ismail, Lamongan
- Bpk. Nur Fu'ad Sofiyullah, Lc., M.M. , Tuban
- Bpk. Habibul Anami, Lc. , Ponorogo
- Bpk. Muhammad Samsul Hadi, Sidoarjo
- Bpk. Mayor INF Hendra Sari Nurhono S.I.P, Blitar
- Ibu Istik Jauharin, Sidoarjo
- Ibu Dina Arisanti, Blitar
- Muhammad Irsyadul Ibad (Koord.), Lamongan
- Muhammad Nursyaifullah, Bondowoso
- Abdulloh M. Faiq, Malang
- Habibah Masruroh, Gresik
- Syukron Aman Firmansyah, Bondowoso
- Mufathirul Hamidiyah, Sidoarjo
- Ketua Umum, Raden Wahyu Ramadhan, Bondowoso
- Ketua I, Muhammad Zainal Muttaqin, Ngawi
- Ketua II, Ahmad Fauzi, Banyuwangi
- Sekretaris I, M. Nur Syahrus Syahbana, Bojonegoro
- Sekretaris II, Muhammad Vicki Azhari , Nganjuk
- Sekretaris III, Mohammad Iqbal Asadullah, Pasuruan
- Bendahara I, Muhammad Fikri Zulkarnain Nawawi, Gresik
- Bendahara II, Mohamad Fiqih Al Firdaus, Banyuwangi
Dept. Peningkatan SDM & Kaderisasi:
- Muhammad Syadidul Isytiheir (Koord.), Bondowoso
- Lukman Hakim Rohi, Probolinggo
- Nur Rochmah Azizah , Sidoarjo
- M. Syahiduz Zaman, Nganjuk
- Furna Hubbatalillah (Koord.), Jember
- Nizar Ramadhan Al Muzakki, Malang
- Lathifah Zahra Wahtari, Jember
- Ima Maghfiroh, Mojokerto
Dept. Data & Statistik:
- Akbar Yazidurrahman (Koord.), Sidoarjo
- Irsyadul Ibaad, Sampang
- Nizam Noor Hadi, Bondowoso
- Muhammad Fakhril Ma’ruf, Malang
Dept. Olahraga & Seni:
- Muhammad Faris Baity (Koord.), Malang
- Muhammad Al Hafidz, Bogor
- Annisa Luthfi Hanifah, Ngawi
- Muchammad Mufti Abdillah, Probolinggo
- Nuril Alfi Romadhoni (Koord.), Banyuwangi
- Radifa Isnain Nafila, Kediri
- Syam Iqlima Haibati, Nganjuk
- Tubagus Hishnu, Sidoarjo
Dept. Keputrian:
- Shafa El Mona (Koord.), Jombang
- Afiyah Royania Salsabila, Mojokerto
- Haninah Azzahra, Ponorogo
- Elin Ikmaliyah, Pasuruan
BO. Graha Jatim:
- Fakhrudin Ar-Rozi (Direktur), Bondowoso
- M. N. Muzakky (Sekretaris), Situbondo
- Muhammad Afifudin (Bendahara), Sidoarjo
- Muchammad Mufti Abdillah (Supervisor), Probolinggo
Biro Kesekretariatan:
- Ibnu Chamdun Samiadji (Koord.) Surabaya